Efektifitas dan Efisiensi
APBA 2012
Diskusi KOPI kali ini adalah diskusi yang diadakan pertama kali pada periode 2011-2012, yaitu pada tanggal 4 Februari 2012. dimana kami mendiskusikan tentang Efektifitas dan Efisiensi APBA 2012. Diskusi perdana ini dipandu oleh CelebShow, Indra Yadi Putra, Ketua Umum BEM FE Unsyiah, yang dilaksanakan pukul 15.00 WIB.
APBA Kali
ini yang dianggarkan untuk tahun 2012 akan mengalami peningkatan, yaitu sebesar
7,8 triliun menjadi 8,9 triliun. Kalau kita mengevaluasi anggaran APBA tahun
lalu (2011), masih banyak dana yang tidak terserap ke sektor-sektor tertentu.
Kalau di lihat dari perspektif, fungsi APBA dalam sektor kesehatan, contohnya
JKA adalah belum efektif. Dan di aspek lain faktor makro seperti kemiskinan dan
penganguran juga masih jauh dari proses penyembuhan. Mirzatul Qadri selaku
mantan Koordinator KOPI periode 2010-2011 menyatakan sebenarnya salah satu program
dari Irwandi seperti Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) sudah cukup baik. Dari aspek
pendidikan pun juga sudah mengalami peningkatan. Dan perlu mengadakan orientasi
pertanian terhadap petani-petani mengingat sektor yang sangat strategis di Aceh
adalah sektor pertanian.
Wakil
Ketua Umum BEM Fakultas Ekonomi Unsyiah, Aulia Hidayat, memaparkan progres yang
ditunjukkan dari hasil dana APBA juga sudah menampakkan hasil yang kondusif,
itu dapat dilihat dari nominal SiLPA (Selisih Lebih Perhitungan Angka).
Namun di
lain pihak, Rifki Febrian berpendapat bahwa efektivitas dan efisiensi APBA
tidak tepat, karena birokrasi dan pihak-pihak terkait yang mengelola kurang
harmonis. Serta menganjurkan agar anggaran untuk perekonomian ditingkatkan.
Mufied Alkamal
selaku alumni Fakultas Ekonomi Unsyiah bahwa kebijakan yang seharusnya
dilakukan adalah menghemat dana asprasi dan belanja pegawai. Serta memungkinkan
perlu untuk dipergunakannya Political
Will.
Yang dinamakan efektifitas dana adalah, dimana penggunaan
APBA yang tepat sasaran, sedangkan efisiensi adalah ketepatgunaan penggunaan
dana itu sendiri. APBA di Aceh sendiri pun selalu telat dianggarkan, namun
tahun ini anggaran tersebut “memecah rekor” sedikit lebih cepat dari
tahun-tahun lalu yang juga terlambat penyusunannya. Keterlambatan bukan hanya
faktor politik, tapi juga karena faktor penyusunan atau rancangan dari tim.
Keterlamabatan
itu bukan disengajakan, namun karena dinamika persidangan mengharuskan
pembahasan anggaran lebih cermat, sehingga tidak membawa dampak pada efektifitas
dan efisiensi penggunaan anggaran.
Di sektor pertanian juga butuh dana yang besar, dan
dibutuhkan tim pengawas untuk mengawasi pengeluaran dana dari sektor ini. Juga
dibutuhkan industri pengolahan agar memperoleh value added ( nilai tambah).
Oleh : Komunitas Pemikir Ekonomi
Notulen : Cut Intan Arifah
http://www.facebook.com/groups/211337888937737/
http://www.facebook.com/groups/211337888937737/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar