Entri Populer

Kamis, 28 Juni 2012


Efektifitas dan Efisiensi APBA 2012

          Diskusi KOPI kali ini adalah diskusi yang diadakan pertama kali pada periode 2011-2012, yaitu pada tanggal 4 Februari 2012. dimana kami mendiskusikan tentang Efektifitas dan Efisiensi APBA 2012. Diskusi perdana ini dipandu oleh CelebShow, Indra Yadi Putra, Ketua Umum BEM FE Unsyiah, yang dilaksanakan pukul 15.00 WIB.
       APBA Kali ini yang dianggarkan untuk tahun 2012 akan mengalami peningkatan, yaitu sebesar 7,8 triliun menjadi 8,9 triliun. Kalau kita mengevaluasi anggaran APBA tahun lalu (2011), masih banyak dana yang tidak terserap ke sektor-sektor tertentu. Kalau di lihat dari perspektif, fungsi APBA dalam sektor kesehatan, contohnya JKA adalah belum efektif. Dan di aspek lain faktor makro seperti kemiskinan dan penganguran juga masih jauh dari proses penyembuhan. Mirzatul Qadri selaku mantan Koordinator KOPI periode 2010-2011 menyatakan sebenarnya salah satu program dari Irwandi seperti Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) sudah cukup baik. Dari aspek pendidikan pun juga sudah mengalami peningkatan. Dan perlu mengadakan orientasi pertanian terhadap petani-petani mengingat sektor yang sangat strategis di Aceh adalah sektor pertanian.
Wakil Ketua Umum BEM Fakultas Ekonomi Unsyiah, Aulia Hidayat, memaparkan progres yang ditunjukkan dari hasil dana APBA juga sudah menampakkan hasil yang kondusif, itu dapat dilihat dari nominal SiLPA (Selisih Lebih Perhitungan Angka).
Namun di lain pihak, Rifki Febrian berpendapat bahwa efektivitas dan efisiensi APBA tidak tepat, karena birokrasi dan pihak-pihak terkait yang mengelola kurang harmonis. Serta menganjurkan agar anggaran untuk perekonomian ditingkatkan.
Mufied Alkamal selaku alumni Fakultas Ekonomi Unsyiah bahwa kebijakan yang seharusnya dilakukan adalah menghemat dana asprasi dan belanja pegawai. Serta memungkinkan perlu untuk dipergunakannya Political Will.
            Yang dinamakan efektifitas dana adalah, dimana penggunaan APBA yang tepat sasaran, sedangkan efisiensi adalah ketepatgunaan penggunaan dana itu sendiri. APBA di Aceh sendiri pun selalu telat dianggarkan, namun tahun ini anggaran tersebut “memecah rekor” sedikit lebih cepat dari tahun-tahun lalu yang juga terlambat penyusunannya. Keterlambatan bukan hanya faktor politik, tapi juga karena faktor penyusunan atau rancangan dari tim.
Keterlamabatan itu bukan disengajakan, namun karena dinamika persidangan mengharuskan pembahasan anggaran lebih cermat, sehingga tidak membawa dampak pada efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
Di sektor pertanian juga butuh dana yang besar, dan dibutuhkan tim pengawas untuk mengawasi pengeluaran dana dari sektor ini. Juga dibutuhkan industri pengolahan agar memperoleh value added ( nilai tambah).

Oleh      : Komunitas Pemikir Ekonomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar